Nama : Junaedi Syafaat
NPM : 13216788
Kelas : 3EA19
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis
1. Prinsip Otonomi
Otonomi merupakan sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya
baik untuk dilakukan. Seseorang dikatakan memiliki prinsip otonomi
dalam berbisnis jika ia sadar sepenuhnya akan kewajibannya dalam dunia
bisnis. Ia tahu mengenai bidang kegiatannya, situasi yang dihadapinya,
tuntutan dan aturan yang berlaku bagi bidang kegiatannya. Ia sadar dan
tahu akan keputusan dan tindakan yang akan diambilnya serta risiko atau
akibat yang akan timbul baik bagi dirinya dan perusahaannya maupun bagi
pihak lain.
Hal yang demikian berlaku juga dalam bidang bisnis. Misalnya seorang
pelaku bisnis hanya mungkin bertindak secara etis kalau dia diberi
kebebasan dan kewenangan penuh untuk mengambil keputusan dan bertindak
sesuai dengan apa yang dianggapnya baik. Tanpa kebebasan ini para pelaku
bisnis hanya akan menjadi robot yang hanya bisa tunduk pada tuntutan
perintah, dan kendali dari luar dirinya. Hanya dengan kebebasan seperti
itu ia dapat menentukan pilihannya secara tepat dalam menjalankan dan
mengembangkan bisnisnya.
2. Prinsip Kejujuran
Kejujuran ini sangat penting, artinya bagi kepentingan masing masing pihak
dan selanjutnya sangat menentukan hubungan dan kelangsungan bisnis
masing-masing pihak. Apabila salah satu pihak berlaku curang, maka pihak
yang dirugikan untuk waktu yang akan datang tidak akan lagi bersedia
menjalin hubungan bisnis dengan pihak yang berbuat curang tersebut.
Oleh karena itu sekali pengusaha menipu konsumen, entah melalui iklan
atau pelayanan yang tidak sesuai dengan yang diinformasikan, konsumen
akan dengan mudah lari dan pindah ke produsen yang lain. Cara-cara
promosi yang berlebihan, tipu-menipu bukan lagi cara bisnis yang baik
dan berhasil. Kenyataan bahwa banyak konsumen Indonesia lebih suka
membeli produk dari luar negeri, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia
kurang begitu percaya dengan produk buatan bangsanya sendiri.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama
sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional,
obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Demikian pula prinsip
keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah dalam
relasi eksternal perusahaan maupun relasi internal perusahaan perlu
diperlakukan secara sama sesuai dengan haknya masing-masing. Keadilan
menuntut agar tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga
menguntungkan semua pihak. Jadi kalau prinsip keadilan menuntut agar
tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, prinsip
saling menguntungkan menuntut hak yang sama yaitu agar semua pihak
berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini terutama
mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis.
5. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menganjurkan agar orang-orang yang menjalankan bisnis tetap
dapat menjaga nama baik perusahaan. Perusahaan harus megelola bisnisnya
sedemikian rupa agar tetap dipercaya, tetap paling unggul dan tetap yang
terbaik.
Dengan kata lain prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam
diri pelaku bisnis dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan
dibanggakan. Hal ini tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya dengan
siapa saja, baik keluar maupun ke dalam perusahaan.
Etika Dalam Lingkungan
Etika Lingkungan
Refleksi kritis tentang norma dan nilai atau prinsip moral yang selama ini dikenal dalam komunitas manusia untuk diterapkan secara lebih luas dalam komunitas biotis atau komunitas ekologis.
Kritis tentang apa yang harus dilakukan terkait dengan isu lingkungan hidup, termasuk pilihan moral dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang memberi dampak pada lingkungan.
TIga Teori Dalam Lingkungan
1. Antroposentrisme
Manusia sebagai pusat sistem alam semesta, hanya manusia yang mempunyai hak, kepentingan, dan nilai atas alam.
Segala sesuatu yang lain di alam hanya dinilai sebatas fungsinya untuk menunjang dan memenuhi kebutuhan manusia.
2. Biosentrisme
Setiap bentuk kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga bagi dirinya sendiri sebagai pantas dan perlu mendapatkan penghargaan dan kepedulian atas nilai dan harga dirinya itu, terlepas apakah dia bernilai atau tidak bagi kehidupan manusia.
3. Ekosentrisme
Mengembangkan wilayah pandangan etika pada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup (biotik) maupun yang tidak hidup (abiotik).
Secara ekologis, sistem alam semesta dibentuk dan disusun oleh sistem yang hidup dan benda-benda abiotik yang saling berinteraksi satu sama lain, yang membutuhkan, saling melengkapi, saling mengisi seluruh entitas ekologis mempunyai kewajiban dan tanggung jawab moral yang sama.
https://budisma.net/2016/08/5-prinsip-etika-bisnis.html
staffnew.uny.ac.id