Rabu, 20 Maret 2019

Prinsip Etika Dalam Bisnis dan Etika Dalam Lingkungan

Nama  : Junaedi Syafaat
NPM   : 13216788
Kelas  : 3EA19
  
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis 

1. Prinsip Otonomi 

Otonomi merupakan sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Seseorang dikatakan memiliki prinsip otonomi dalam berbisnis jika ia sadar sepenuhnya akan kewajibannya dalam dunia bisnis. Ia tahu mengenai bidang kegiatannya, situasi yang dihadapinya, tuntutan dan aturan yang berlaku bagi bidang kegiatannya. Ia sadar dan tahu akan keputusan dan tindakan yang akan diambilnya serta risiko atau akibat yang akan timbul baik bagi dirinya dan perusahaannya maupun bagi pihak lain.

Hal yang demikian berlaku juga dalam bidang bisnis. Misalnya seorang pelaku bisnis hanya mungkin bertindak secara etis kalau dia diberi kebebasan dan kewenangan penuh untuk mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan apa yang dianggapnya baik. Tanpa kebebasan ini para pelaku bisnis hanya akan menjadi robot yang hanya bisa tunduk pada tuntutan perintah, dan kendali dari luar dirinya. Hanya dengan kebebasan seperti itu ia dapat menentukan pilihannya secara tepat dalam menjalankan dan mengembangkan bisnisnya.

2. Prinsip Kejujuran

Kejujuran ini sangat penting, artinya bagi kepentingan masing masing pihak dan selanjutnya sangat menentukan hubungan dan kelangsungan bisnis masing-masing pihak. Apabila salah satu pihak berlaku curang, maka pihak yang dirugikan untuk waktu yang akan datang tidak akan lagi bersedia menjalin hubungan bisnis dengan pihak yang berbuat curang tersebut.

Oleh karena itu sekali pengusaha menipu konsumen, entah melalui iklan atau pelayanan yang tidak sesuai dengan yang diinformasikan, konsumen akan dengan mudah lari dan pindah ke produsen yang lain. Cara-cara promosi yang berlebihan, tipu-menipu bukan lagi cara bisnis yang baik dan berhasil. Kenyataan bahwa banyak konsumen Indonesia lebih suka membeli produk dari luar negeri, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia kurang begitu percaya dengan produk buatan bangsanya sendiri.

3. Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional, obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Demikian pula prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah dalam relasi eksternal perusahaan maupun relasi internal perusahaan perlu diperlakukan secara sama sesuai dengan haknya masing-masing. Keadilan menuntut agar tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.

4. Prinsip Saling Menguntungkan

Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Jadi kalau prinsip keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, prinsip saling menguntungkan menuntut hak yang sama yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini terutama mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis.

5. Prinsip Integritas Moral

Prinsip ini menganjurkan agar orang-orang yang menjalankan bisnis tetap dapat menjaga nama baik perusahaan. Perusahaan harus megelola bisnisnya sedemikian rupa agar tetap dipercaya, tetap paling unggul dan tetap yang terbaik.

Dengan kata lain prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku bisnis dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan. Hal ini tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya dengan siapa saja, baik keluar maupun ke dalam perusahaan.

 Etika Dalam Lingkungan

Etika Lingkungan 
Refleksi kritis tentang norma dan nilai atau prinsip moral  yang selama ini dikenal dalam komunitas manusia untuk diterapkan secara lebih luas dalam komunitas  biotis atau komunitas ekologis.
Kritis tentang apa yang harus dilakukan terkait dengan isu lingkungan hidup, termasuk pilihan moral dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang memberi dampak pada lingkungan. 

TIga Teori Dalam Lingkungan

1. Antroposentrisme
Manusia sebagai pusat sistem alam semesta, hanya manusia yang mempunyai hak, kepentingan, dan nilai atas alam.
Segala sesuatu yang lain di alam hanya dinilai sebatas fungsinya untuk menunjang dan memenuhi kebutuhan manusia.
2. Biosentrisme 
Setiap bentuk kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga bagi dirinya sendiri sebagai pantas dan perlu mendapatkan penghargaan dan kepedulian atas nilai dan harga dirinya itu, terlepas apakah dia bernilai atau tidak bagi kehidupan manusia.
3. Ekosentrisme   
Mengembangkan wilayah pandangan etika pada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup (biotik) maupun yang tidak hidup (abiotik).
Secara ekologis, sistem alam semesta dibentuk dan disusun oleh sistem yang hidup dan benda-benda abiotik yang saling berinteraksi satu sama lain, yang membutuhkan, saling melengkapi, saling mengisi seluruh entitas ekologis mempunyai kewajiban dan tanggung jawab moral yang sama. 
  

https://budisma.net/2016/08/5-prinsip-etika-bisnis.html
staffnew.uny.ac.id